Akibat banjir yang terjadi pada bulan Oktober tahun 2009 yang lalu sampai sekarang warga desa Agusan kecamatan Blangkejeren kabupten Gayo Lues tidak bisa bersawa, karena ratusan hektar sawa milik mereka hilang disapu oleh air sungai kali Alas, tetapi sampai saat ini belum mendapat perhatian dari Pemerintah kabupaten dan provinsi maupun pusat . akibatnya mereka terancam kelaparan.
Sampai sekarang sawa mereka terus mengalami penyusutan, bahkan warga tidak berani lagi untuk turun kesawa, karena takut merugi, apalgi setiap ada banjir sawa mereka di sapu oleh air sungai tersbut. Untuk bertahan hidup saat ini mereka harus berali dengan membuka kebun yang baru sebagai ganti sawa. Namun mereka kesulitan untuk kebutuhan beras sebagai bahan pokok.
Tidak saja sawa tetapi saat ini air sungai sudah mengancam lokasi perkampungan mereka. untuk ityu merka berharap agar sungai dapat dinormaslisasikan. Mereka kuatir kalau kampung mereka bakal jadi lintasan sungai kali alas.
“Karena sawa sudah tidak bisa di kelolah lagi, kami terpaksa beralih kekbun menanam cabe dan nilam, beras kami harus beli, mengharapkan beras raskin tidak mencukupi. Dari hasil kebunlah kami membeli beras. Saat ini lokasi areal persawahan tinggal beberpa hektar lagi. Kalau tidak di jaga dari air sungai masuk. Dan saat ini sudah terancam musnah. Kami berharap agar sungai yang dekat dengan perkampungan bisa diberih penghalang benteng ataupun beronjong, sehingga kami terlepas dari ancaman banjir. Sebut Hasbi warga desa Agusan.
Menurut Hasbi Sebelum dihantam banjir satu tahun yang lalu sawa di desa Agusan masih luas. Warga tidak membeli beras ddari desa lain. Cukup dari hasil satu kali panen mereka dapat menyetok beras dalam satu tahun. Tetapi sekarang mereka harus membeli beras dari desa lain.
Sekarang Kehidupan masyarakat didesa Agusan semakin susah karena tergantung dari hasil kebun, bila hasil bisa dijual mahal mereka akan mengalami peningkatan kesejateraan tetapi bila hasil jual anjlok, ekonomi warga ikut terpuruk. Sebut sabri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar